Cara Membuat Jurnal Penyesuaian dan Contohnya

Cara Membuat Jurnal Penyesuaian dan Contohnya

Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi untuk menyesuaikan akun-akun dalam buku besar, sehingga akun-akun tersebut mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Tujuan dari pembuatan jurnal penyesuaian adalah untuk memastikan bahwa laporan keuangan yang dihasilkan akurat dan dapat dipercaya.


Berikut ini adalah langkah-langkah untuk membuat jurnal penyesuaian:


Identifikasi akun yang perlu disesuaikan

Pertama-tama, identifikasi akun-akun yang perlu disesuaikan. Beberapa akun yang umumnya perlu disesuaikan antara lain akun penyusutan, akun persediaan barang, akun beban yang belum dibayar, dan akun piutang yang ragu-ragu.


Tentukan jenis penyesuaian yang diperlukan

Setelah mengidentifikasi akun-akun yang perlu disesuaikan, tentukan jenis penyesuaian yang diperlukan. Beberapa jenis penyesuaian antara lain: penyusutan aset tetap, amortisasi aset tak berwujud, penghapusan piutang yang tidak tertagih, dan pengakuan beban yang belum dibayar.


Tentukan jumlah penyesuaian

Setelah menentukan jenis penyesuaian yang diperlukan, tentukan jumlah penyesuaian yang harus dilakukan pada akun yang bersangkutan.


Buat jurnal penyesuaian

Setelah menentukan jumlah penyesuaian, buat jurnal penyesuaian. Jurnal penyesuaian terdiri dari dua bagian yaitu bagian debet dan kredit. Akun yang harus didebet dicatat di bagian debet, sedangkan akun yang harus dikredit dicatat di bagian kredit.


contoh jurnal penyesuaian:


Contoh 1: Penyesuaian Piutang Usaha


Pada akhir periode, perusahaan memiliki piutang usaha sebesar Rp 5 juta yang belum diterima. Maka, perlu dibuat jurnal penyesuaian sebagai berikut:


markdown
Nama akun | Debet | Kredit ----------------------------------------- Piutang Usaha | Rp 5 juta | Pendapatan Usaha | Rp 5 juta | ----------------------------------------- Penyesuaian Piutang Usaha

Penjelasan: Jurnal penyesuaian ini dibuat untuk mengakui pendapatan usaha sebesar Rp 5 juta yang masih belum diterima dari piutang usaha.


Contoh 2: Penyesuaian Persediaan Barang Dagang


Pada akhir periode, perusahaan memiliki persediaan barang dagang sebesar Rp 10 juta yang masih belum terjual dan tidak tercatat di dalam buku besar. Maka, perlu dibuat jurnal penyesuaian sebagai berikut:


markdown
Nama akun | Debet | Kredit -------------------------------------------- Persediaan Barang Dagang| Rp 10 juta | Biaya Persediaan | Rp 10 juta | -------------------------------------------- Penyesuaian Persediaan Barang Dagang

Penjelasan: Jurnal penyesuaian ini dibuat untuk mengakui persediaan barang dagang yang masih belum terjual dan belum tercatat di dalam buku besar, serta mengakui biaya persediaan sebesar Rp 10 juta.


Contoh 3: Penyesuaian Depresiasi Aset Tetap


Pada akhir periode, perusahaan memiliki aset tetap berupa mesin produksi senilai Rp 100 juta dengan masa manfaat selama 5 tahun. Maka, perlu dibuat jurnal penyesuaian untuk mengakui depresiasi aset tetap sebesar Rp 20 juta (Rp 100 juta / 5 tahun) sebagai berikut:


markdown
Nama akun | Debet | Kredit ----------------------------------------- Biaya Depresiasi | Rp 20 juta| Akumulasi Depresiasi | Rp 20 juta| ----------------------------------------- Penyesuaian Depresiasi Aset Tetap

Penjelasan: Jurnal penyesuaian ini dibuat untuk mengakui biaya depresiasi aset tetap sebesar Rp 20 juta dan mengurangi nilai buku aset tetap melalui akumulasi depresiasi sebesar Rp 20 juta.


Itulah beberapa contoh jurnal penyesuaian yang biasa dibuat pada akhir periode akuntansi.


Cara Membuat Jurnal Penyesuaian dan Contohnya
Baca Juga